Tuesday, October 6, 2009

salam

assalamualaikum

 Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer



Hikmah Bagai Mutiara Yang Tercecer .  Alloh SWT memberikan petunjuk kepada manusia melalui berbagai saluran. Pertama dan tertinggi adalah wahyu, dalam hal ini bagi orang Islam adalah Al Qur'an dan kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Al Qur'an adalah petunjuk bagi orang yang percaya (Q/2:97), petunjuk bagi orang yang patuh dan takwa, hudan lil muttaqin (Q/2;2). Bagi orang yang tidak percaya, al Qur'an tak berfungsi apa-apa (Q/2;6). Petunjuk Tuhan juga disampaikan melalui sunnatullah (hukum alam) pada alam semesta dan pada sejarah manusia, karena sunnatullah itu konsisten bagaikan hukum besi yang tak bisa ditawar dan diganti. (Q/35:43). Oleh karena itu orang yang pandai menangkap fenomena alam dan sejarah, yang mau belajar kepada alam dan sejarah manusia, ia bisa menjadi cerdas, bukan saja bisa menerangkan makna kejadian, tetapi juga mampu memprediksinya. Dalam perspektif inilah maka sepanjang sejarah kemanusiaan selalu saja muncul orang bijak dengan kata-kata mutiaranya, muncul hukama dengan kata-kata hikmahnya. Hikmah itu sendiri kata Nabi bagaikan mutiara yang tercecer, yang bisa ditemukan entah oleh siapa saja (al hikmatu dlallat al mu'min anna wajadaha), oleh karena itu kapanpun orang menemukannya, hendaknya cepat pungut, meski mutiara itu berada di lumpur. (khuz al hikmat walau min ayyi wi`a'in kharajat). dan barang siapa beruntung dapat memungut hikmah, maka kata al Qur'an, sungguh ia bagaikan menemukan "durian runtuh" yang tak ternilai harganya (waman yu'ta al hikmata faqad utiya khairan katsiran (Q/2:269). Ali bin Abi Thalib pernah berkata; Perhatikan apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang berbicara (undzur ma qala wala tandzur man qala).

1 comment:

  1. Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca
    kerana membaca itu sumber hikmah menyediakan waktu tertawa kerana
    tertawa itu muziknya jiwa, menyediakan waktu untuk berfikir kerana
    berfikir itu pokok kemajuan, menyediakan waktu untuk beramal kerana
    beramal itu pangkal kejayaan, menyediakan waktu untuk bersenda kerana
    bersenda itu akan membuat muda selalu dan menyediakan waktu beribadat kerana
    beribadat itu adalah
    ibu dari segala ketenangan jiwa.

    ReplyDelete